Sabtu, 20 Maret 2010

Untung atau Sial?

Hai semua!

Di postingan kali ini, gw cuma mau share cerita menarik yang gw dapet dari sebuah milis Readers Digest Indonesia yang gw ikuti. Begini ceritanya:

******

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata:“Wahai Pak Tani, sungguh malang nasibmu!”. Pak tani hanya menjawab, “Untung atau malang siapa yang tahu?

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni “koleksi” kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata:“Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!”. Pak tani hanya menjawab, “Untung atau malang siapa yang tahu?”

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata:“Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!”. Pak tani hanya menjawab, “Untung atau malang siapa yang tahu? “

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki nya. Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali.

Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh.

Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat. Beberapa hari kemudian mendapat kabar bahwa Pasukan yang dipimpin Panglima kerajaan menerima kekalahan dan semuanya mati. Orang-orang di kampung berurai air mata mendengar kabar tersebut, dan berkata: “Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Untung dan malang siapa yang tahu? “

***


Sahabat, kita manusia adalah makhluk yang lemah. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Pencipta. Apa-apa yang kita sebut hari ini sebagai “kesialan”, barangkali di masa yang akan datang adalah jalan menuju “keberuntungan” .

Maka orang-orang seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk “menghakimi” kejadian dengan label-label “beruntung”, “sial”, dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti. Berapa banyak orang-orang sukses berawal dari kebangkrutan, anak yatim, drop out sekolah dsb.

Maka berhentilah menghakimi apa–apa yang telah terjadi , datangnya PHK, Paket Hengkang, Mutasi, bangkrut dsb . . . .yang selama ini kita sebut dengan “kesialan” , “musibah” dll , karena .. bisa jadi disitulah permulaan Anda akan menjadi DIRI Anda yang sebenarnya.. ..dan permulaan menuju KESUKSESAN.

“Hadapi badai kehidupan sebesar apapun. Tuhan takkan lupa akan kemampuan kita. Kapal hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di dermaga saja.”

Hal semacam ini juga sering terjadi pada diri kita jika kita mau memperhatikannya.
Apapun yang Anda hadapi Keberuntungan Atau Kemalangan, semuanya baik buat Anda!

1 komentar: